Marjono nama lengkapnya, beliau di lahirkan di kota santri Situbondo, Februari 1983. Hadirnya PNPM di kecamatan panji, beliau di usulkan oleh masyarakat melalui forum MD Sosialisasi sebagai KPMD desa Curah Jeru dan tahun 2008 sebagai sekretaris TPK, Ketika itu beliau dihadapkan dengan masyarakat yang pola pikirnya berbeda untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat, berangkat dengan hati yang tulus dan amanat yang diberikan masyarakat, sehingga beliau dapat melaksanakan tugas walaupun banyak rintangan dan tantangan yang harus beliauhadapi, karena pada waktu itu masyarakat belum memahami PNPM-MP. Dengan seringnya komunikasi, kordinasi baik dengan kepala desa, masyarakat maupun tokoh masyarakat sehingga beliau bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat apa itu PNPM-MP.
Di tahun 2009 beliau disepakati oleh masyarakat diusulkan untuk di posisi Pendamping Lokal yang pemelihannya melalui forum KPMD, sehingga beliau terpilih sebagai Pendamping Lokal (PL), tentu tugas dan tanggung jawab beliau bertambah, karena Kec. Panji terdiri dari 2 Kelurahan dan 10 Desa yang tentu karakter masyarakatnya juga tidak sama, hal ini menjadi sebuah tantangan pada beliau untuk lebih bisa memahami karakter masyarakat. Awal menjalani tugas Pendanping Lokal beliau ditugaskan FK & FT untuk membantu memfasilitasi masyarakat dalam bermusyawarah, Pembuatan Proposal, pelatihan dll, karena mendampingi masyarakat tidaklah muda seperti membalikkan telapak tangan.
Berikutnya tahun 2010, beliau masih di percaya oleh teman-teman KPMD untuk tetap di posisi Pendamping. Waktu itu beliau berinisiatif membentuk forum KPMD dan TPK yang bertujuan untuk meningkatkan solidaritas demi tercapainya program, akhirnya terbentuklah forum KPMD & TPK, sehingga mempermudah beliau dalam melakukan koordinasi, dan beliau juga sering memberikan bimbingan pada teman-teman KPMD maupun TPK tentang administrasi dll.
Selama pelaksanaan program di kec. Panji, ada beberapa persoalan yang beliau hadapi diantaranya desa curah jeru, titik permasalahnnya adalah TPK Desa curah jeru dengan masyarakat khususnya petani di lokasi kegiatan pembangunan saluran irigasi, ada salah satu petani yang tidak akur pada salah satu TPK (bendahara) yang mana hal ini didasarimasalah pribadi yang berimbas pada program, sehingga petani tersebut mempropokasi petani yang lain berupaya untuk penggagalkan pembangunan, namun beliau bisa mengatasi persoalan tersebut dengan melibatkan peran serta kepala Desa, Babinsa, Tokoh Masyarakat sekitar, UPTD Pengairan setempat, ulu-ulu air dan semua petani serta tokoh masyarakat untuk menyelesaian permasalah tersebut, akhirnya permasalah di hadapi dapat diselesaian dengan baik dan pembangunan berjalan dengan lancar.
Dengan berbekal pengalaman yang beliau dapat, tahun 2011 hingga sekarang beliau menduduk posisi sebagai Operator Faskab PNPM Kabupaten Situbondo.
Post a Comment